Kamis, 08 September 2011
MEMILIH OBAT YANG TEPAT
Pemilihan obat pada beberapa kondisi:
1. Penyakit saluran cerna
Obat yang dapat memperberat kondisi ini, misalnya aspirin, steroid, dll.
2. Penyakit hati
Obat-obat hepatotoksik, obat-obat yang mendepresi susunan saraf pusat (terutama morfin), diuretic kuat, obat-obat yang menyebabkan sembelit, pil Kontrasepsi.
3. Penyakit ginjal
Obat-obat golongan tetrasiklin, diuretic, antidiabetik yang diminum dan aspirin.
4. Kehamilan
- Hampir semua obat dapat melalui plasenta.
- Tidak ada obat yang 100% aman untuk janin.
- Efek obat pada janin bisa tidak sama dengan efek farmakologi pada ibu.
- Metabolisme obat pada kehamilan sangat lebih lambat dibandingkan saat tidak hamil.
- Efek obat tertentu lebih bertahan lama pada janin daripada ibu, seperti kloramfenikol.
- Pengalaman penggunaan obat selama kehamilan terbatas.
5. Menyusui
Hampir setiap makanan, minuman dan zat yang terhirup sewaktu ibu bernafas, terutama material yang tidak diinginkan seperti obat, bahan kimia, mineral berbahaya dan polusi lingkungan dapat ditemukan dalam ASI. Pada banyak kasus konsentrasi obat dalam ASI cukup rendah sehingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI, jika bayi tidak memberikan gejala-gejala tertentu dari efek obat tersebut. Tiga kategori obat yang masuk dalam ASI yaitu:
- Obat-obatan yang tidak terdeteksi pada bayi yang tidak diabsorpsi di usus.
- Obat-obatan yang mencapai bayi dalam jumlah yang tidak signifikan, seperti analgesik non-narkotik, penisilin, antihipertensi.
- Obat-obatan yang mencapai bayi dalam dosis yang cukup berbahaya, misalnya laksatif, imunosupresor.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar