Tampilkan postingan dengan label Artikel Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Islami. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Oktober 2011

Hikmah Sakit

Hikmah Sakit -- Setelah kita terakhir memposting mengenai Tanda Awal Penyakit Jantung Bocor Pada Anak maka kita akan sedikit belajar mengenai hikmah sakit .Postingan ini adalah merupakan postingan yang berkelanjutan dan menyambung postingan yang awal mengenai Sehat Adalah Lebih Baik Daripada Kaya .

Sakit merupakan sesuatu hal yang seringkali menimpa setiap makhluk hidup di muka bumi ini, tak terkecuali kita sebagai manusia.Sehat, sakit, gembira, sedih adalah saat-saat yang tiap kali berganti.Seringkali kita baru merasakan betapa nikmatnya sehat adalah di kala kita mengalami apa yang dinamakan dengan sakit.Hidup kita ini tidak terlepas dari cobaan serta ujian, bahkan cobaan dan ujian dalam hal ini sakit merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya.

Syukur ketika mendapatkan kebaikan dan kesenangan adalah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan tetapi bersabar ketika mendapatkan musibah atau sakit adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Hal itulah yang akan membedakan tingkat keimanan seseorang. Semakin besar ujian yang diterima dan dia dapat bersabar maka semakin tinggi pula derajat seseorang.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam salah satu sabdanya pernah mengatakan : “Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula.”
(HR Muslim)


Berikut beberapa Hikmah Sakit :

Sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya.
Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi.”
(HR. Tabrani).

Sakit atau pun penyakit adalah salah satu sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan baik itu dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuh kita. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah kita dilakukan.
Hal ini disampaikan pula oleh Rasulullah dalam salah satu sabdanya pula yaitu : "Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya."
(HR. Muslim)

Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan."
(HR. Muslim )
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya."
(HR. Muslim)

Selalu ingat pada Allah Subhanahu Wa Ta'la.
Dalam kondisi sakit akan membuat kita merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga kita akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Ta'al, Dzat yang mungkin telah kita lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntun kita untuk bertobat atas segala dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah benyak kita lakukan.

Selalu mengingat nikmat Allah
Sakit membuat orang tahu manfaat sehat . Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.Dengan sakit yang menimpa seseorang akan mengembalikan dirinya yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya.

Semoga dengan beberapa hikmah sakit di atas akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah Ta'ala bahwasannya kita adalah makhluk-Nya yang lemah dan seringkali lalai dalam mensyukuri nikmat sehat yang telah Allah anugerahkan kepada kita semua.

Terima kasih sahabat telah membaca artikel mengenai hikmah sakit dan semoga bermanfaat.

Minggu, 18 September 2011

Hikmah di Balik Peritiwa 11 September 2001

Hikmah di Balik Peristiwa 11 September 2001.Meskipun sentimen anti Islam pasca tragedi 11 September terus meningkat di Amerika Serikat, namun tak menyurutkan warganya untuk mengenal dan jatuh hati kepada Islam.Menurut laporan TV P, setiap tahun rata-rata 20 ribu warga AS menjadi muallaf.

Pakar sejarah Islam dan hubungan Islam-Nasrani dari Georgetown University, Yvonne Haddad, mengatakan peluang Islam menjadi agama masyarakat Amerika Serikat sangat terbuka,”Kelak Islam akan menjadi agama Masyarakat AS.” Ujar Haddad, saat berdiskusi bersama Mahasiswa Princenton University,s seperti dikutip New Jersey.
Haddad optimis, muslim akan menjadi bagian dari masyarakat AS.Menurutnya, tanda-tanda itu sudah terlihat jelas, ketika masyarakat AS mulai menerima eksistensi umat Islam.Ia melihat titik balik penerimaan Islam di AS tidak terlepas dari tragedi 11 September 2001.

Haddad menjelaskan, setelah tragedi 11 September , masjid dari berbagai negara bagian di AS mulai memprioritaskan pemberian pengetahuan tentang Islam dan muslim kepada remaja AS.Menurut Haddad, dimasa lalu masyarakat AS masih dilanda trauma berat hingga jalinan dialog tidak berjalan,Setelah itu, muslim AS mempunyai cara istimewa untuk merangkul masyarakat AS,dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk datang dan melihat secara langsung Islam lebih dekat.



Nama Islam mungkin masih terasa asing bagi sebagian besar warga AS.Hal ini terungkap saat American Muslim Council (AMC) melakukan wawancara yang direkam melalui video.”Islam ?Saya...tidak tahu,” kata seorang pria sambil tersenyum.Sedangkan seorang pria menjawab,”Setahu saya Islam adalah agamanya orang Israel.”

Direktur AMC Aly R Abuzaakouk mengakui, bahwa Islam masih asing di mata masyarakat AS.Sejak tragedi 11 September 2001, mereka seolah baru menyadari keberadaan agama ini di lingkungan mereka.Buku-buku tentang Islam banyak terjual di mana-mana.Orang memburunya.Namun bagi Abuzaakouk sisi positifnya tentu lebih banyak.

Tingginya minat terhadap Islam setelah tragedi 11 September diakui pula oleh Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relation (CAIR), Dr Nihad Awad.”Buku yang paling laris dijual saat itu adalah buku tentang Islam, termasuk Al-Qur’an.Ini menarik sekali.Untuk pertama kalinya ribuan warga Amerika menginjakkan kaki di masjid.Mereka lebih tertarik untuk mengetahui Islam namun sayangnya mereka banyak dikelilingi oleh opini media”kata Awad.

Salah satu hikmah di balik tragedi tersebut adalah banyaknya berita tentang Islam di sejumlah media.Jumlahnya bahkan jauh lebih banyak-bahkan jika dibandingkan sejak bangsa ini (AS) berdiri 200 tahun yang lalu.Kini banyak orang Amerika yang ingin lebih tahu lebih banyak mengenal Islam.

Fenomena menarik lainnya diungkap aktivis LSM asal Irak.Menurutnya, ada peningkatan jumlah orang yang memeluk agama Islam sejak 11 September 2001.”Sebelum 11 September, ada enam ribu orang yang masuk Islam setiap tahunnya.Setelah tragedi itu, kini jumlahnya meningkat jadi 20 ribuan dalam beberapa bulan saja,”ujarnya.

Terima kasih sahabat telah membaca artikel mengenai : Hikmah di Balik Peritiwa 11 September 2001

Sumber : Buletin Adz Dzikro ( Menjadi Sahabat Al-Qur’an) edisi 209. Syawal 1432 H-September 2011

Senin, 29 Agustus 2011

Silaturahmi Syawal

Bismillah...

Alhamdulillah kita masih senantiasa diberikan keimanan dan kesehatan sehingga kita Insya Allah akan menyongsong fajar 1 Syawal 1432 H esok hari sahabat.Selama hampir 1 bulan kita melakukan serangkaian ibadah yang telah ada dalam tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah,Dan esok hari adalah hari nan fitri.

Berkenaan dengan hal itu sahabat semua, saya mengucap Selamat Hari Raya 1432 H dan saya pribadi memohon maaf lahir dan batin kalau selama dalam aktifitas dunia maya ini banyak salah dan khilaf baik itu disengaja dan tidak sengaja mohon untuk diikhlaskan sahabat.


Dan salah satu yang tidak boleh dilupakan dan juga nanti akan kita laksanakan adalah aktivitas yang khas di bulan Syawal (khususnya di moment Idul Fithri) adalah saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Moment tersebut memang moment terbaik untuk saling mengunjungi, apalagi mengunjungi orang tua dan kerabat karena waktu senggang dan seluruh keluarga dekat bisa mudah ditemui adalah pada waktu tersebut. Dan sungguh saling mengunjungi silaturahmi ini memiliki keutamaan yang besar dari sisi pahala dan umur yang berkah, di samping dapat memupuk dan melanggengkan kasih sayang.

Untuk itu sahabat, marilah kita untuk memanfaatkan waktu Syawal nanti untuk bisa bersilaturahmi kepada orang tua kita, saudara-saudara kita, kerabat, sahabat. teman karena memang dalam hal pergaulan antar sesama manusia maka kita tidak terluput dari yang namanya salah dan khilaf sahabat.Terlebih kepada orang tua kita yang telah mendidik kita sampai menjadi diri kita sekarang ini.Marilah sejenak kita manfaatkan waktu tersebut untuk bersimpuh kepada orang tua kita dan meminta maaf atas segala kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat...

Semoga setelah kita mendapatkan latihan selama 1 bulan kemarin dan berakhir dengan Idul Fitri 1432 H ini akan bermanfaat bagi kita khususnya adalah dalam rangka usaha mendekatkan diri kita ini kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala aamiin

Terima kasih sahabat telah membaca artikel : Silaturahmi Syawal

Rabu, 24 Agustus 2011

Fenomena Akhir Ramadhan Di Indonesia

Bismillah

Fenomena Akhir Ramadhan Di Indonesia.Alhamdulillah kita telah menginjak Ramadhan hari ke 24 di tahun ini sahabat.Tidak lama lagi kita akan menemui Hari Raya Id yang Insya Allah kurang 5 atau 6 hari lagi nanti.Tinggal menunggu pengumuman resmi dari Pemerintah.Setelah kemarin kita memposting mengenai Bila Buah Hati Takut Kecoa dan juga tentang AsKep Inkontinensia Urine maka pagi ini sedikit membahas mengenai Fenomena Akhir Ramadhan Di Indonesia.


Di hari-hari pertama ramadhan, dengan antusias dan semangat para umat muslim di Indonesia tercinta ini dengan semangatnya berbondong-bondong mendatangi masjid atau mushola untuk menjalankan shalat tarawih. Sampai-sampai ruangan masjid atau mushola tidak cukup sehingga harus ditambah di halaman masjid atau mushola agar para jamaah shalat tarawih bisa ikut shalat bersama.Tetapi justru mendekati akhir-akhir Ramadhan ini yang kita dapati masjid-masjid yang tadinya penuh sesak jamaah sekarang hanya tinggal beberapa baris shaf saja.

Bulan Ramadhan itu kata Ustadz ibarat sebuah kompetisi di mana semakin menjelang akhir kompetisi para peserta yang masih bertahan semakin sedikit, ibaratnya yang tersisa adalah para jawara-jawaranya, begitu juga bulan ramadhan ini yang masih tetap bertahan dan masih istiqomah niatnya mencari ridha Allah adalah umat pilihan yang benar-benar niatnya ikhlas mencari ridha Allah Ta'ala.

Yang kita jumpai malah para jamaah yang tadinya awal ramadhan memenuhi masjid-masjid, mushola-mushola sekarang berpindah ke mall-mall untuk berburu barang untuk persiapan Hari Raya dan kebutuhan lain dalam rangka hari raya.


Justru bila kita mengetahui akan keutamaan sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan tentunya akan terjadi kebalikan dari fenomena tersebut di atas.Yang akan penuh justru masjid-masjid dan mushola.Kapan Ya Indonesia akan seperti itu...?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terlihat lebih rajin di akhir Ramadhan lebih dari hari-hari lainnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits : "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya."
(HR. Muslim no. 1175)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi contoh dengan memperbanyak ibadahnya saat sepuluh hari terakhir Ramadhan. Untuk maksud tersebut beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menjauhi istri-istri beliau dari berhubungan intim. Beliau pun tidak lupa mendorong keluarganya dengan membangunkan mereka untuk melakukan ketaatan pada malam sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya."
(HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

Akhir Ramadhan juga ada Malam Lailatul Qadar.Sudah selayaknya kaum muslimin untuk bertambah semangat di sepertiga akhir ramadhan daripada sebelumnya karena adanya malam lailatul qadar dalam salah satu malam dari sepuluh malam terakhir Ramadhan
Allah Ta'ala berfirman :"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."
(QS. Al Qadar: 3)
Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemuliaan. Telah terdapat keutamaan yang besar bagi orang yang menghidupkan malam tersebut.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Barangsiapa melaksanakan shalat pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."
(HR. Bukhari no. 1901)

Itulah sedikit mengenaiFenomena Akhir Ramadhan Di Indonesia di negeri kita tercinta ini.Masih ada sisa-sisa akhir Ramadhan yang belum kita lalui sahabat. Semoga kita dimudahkan Allah Ta'ala untuk memperoleh malam kemuliaan dan fadhilah-fadhilah amalan di akhir Ramadhan ini.
Semoga jadi bahan renungan kita dan semoga bermanfaat sahabat.

Terima kasih sahabat telah membaca artikel : Fenomena Akhir Ramadhan Di Indonesia





Selasa, 02 Agustus 2011

Adab, Hikmah dan Kewajiban Puasa Ramadhan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillah...

Alhamdulillah pagi hari yang cerah ini selepas sholat Subuh di hari ketiga Ramadhan tahun 1432 H kita masih diberikan keimanan serta kesehatan sehingga kita Insya Allah pada hari ini masih menjalankan kewajiban kita sebagai Mukmin untuk menjalankan ibadah Shaum Ramadhan.

Setelah kemarin Sehat Kita Semua memposting mengenai Award Pertama dan juga Award Kedua yang alhamdulillah didapatkan blog
Ini dari sahabat Hori Revens dan dari sahabat Belajar Komputer.

Terima kasih saya sampaikan kepada sahabat berdua dan hari ini kita akan memposting yang masih erat hubungannya dengan ramadhan, karena memang kita masih dalam nuansa Ramadhan dan semoga bermanfaat bagi kita semua.Postingan ini saya dapatkan dari artikel Al Wala’ Wal Bara’ dan berjudul Adab, Hikmah dan Kewajiban Puasa Ramadhan.
Selamat Menyimak sahabat...

Adab, Hikmah dan Kewajiban Puasa Ramadhan.

Kewajiban Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban yang jelas yang termaktub dalam Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan ijma’ kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur."
(Al-Baqarah:183-185)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):"Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah."
(Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu ‘Umar)

Sementara itu kaum muslimin bersepakat akan wajibnya puasa Ramadhan. Maka barangsiapa yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, berarti dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertaubat. Kalau mau bertaubat dan mau mengakui kewajiban syari’at tadi maka dia itu muslim kembali. Jika tidak, dia harus dibunuh karena kekafirannya.

Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriyyah. Ini berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat melakukannya selama sembilan kali.

Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang telah ‘aqil baligh dan berakal sehat. Maka puasa tidak wajib bagi orang kafir dan tidak akan diterima pahalanya jika ada yang melakukannya sampai dia masuk Islam. Puasa juga tidak wajib bagi anak kecil sampai dia ‘aqil baligh. ‘Aqil balighnya ini diketahui ketika dia telah masuk usia 15 tahun atau tumbuh rambut kemaluannya atau keluar air mani (sperma) ketika bermimpi.

Ini bagi anak laki-laki, sementara bagi anak wanita ditandai dengan haidh (menstruasi). Maka jika seorang anak telah mendapati tanda-tanda ini, maka dia telah ‘aqil baligh.

Akan tetapi dalam rangka sebagai latihan dan pembiasaan, sebaiknya seorang anak (yang belum baligh -pent) disuruh untuk berpuasa, jika kuat dan tidak membahayakannya.

Puasa juga tidak wajib bagi orang yang kehilangan akal, baik itu karena gila atau penyakit syaraf atau sebab lainnya. Berkenaan dengan inilah jika ada orang yang telah menginjak dewasa namun masih tetap idiot dan tidak berakal sehat, maka tidak wajib baginya berpuasa dan tidak pula menggantinya dengan membayar fidyah.


Hikmah dan Manfaat Puasa

Shaum (puasa) yang disyari’atkan dan difardhukan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Di antara hikmah puasa adalah bahwasanya puasa itu merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan kesenangan-kesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri dalam rangka untuk mendapatkan ridha Rabbnya dan keberuntungan di kampung kemuliaan
(yaitu kampung akhirat -pent).

Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Rabbnya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia.

Hikmah puasa yang lain adalah bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya (sesuai dengan syari’at). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa."
(Al-Baqarah:183)

Orang yang berpuasa berarti diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, yakni dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Inilah tujuan agung dari disyari’atkannya puasa. Jadi bukan hanya sekedar melatih untuk meninggalkan makan, minum dan menggauli istri.

Apabila kita membaca ayat tersebut, maka tentulah kita mengetahui apa hikmah diwajibkannya puasa, yakni takwa dan menghambakan diri kepada Allah.

Adapun takwa adalah meninggalkan keharaman-keharaman, dan kata takwa ini ketika dimutlakkan (penggunaannya) maka mengandung makna mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):"Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya."
(HR. Al-Bukhariy no.1903)

Berdasarkan dalil ini, maka diperintahkan dengan kuat terhadap setiap orang yang berpuasa untuk mengerjakan segala kewajiban, demikian juga menjauhi hal-hal yang diharamkan baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka tidak boleh mencela, ghibah (menggunjing orang lain), berdusta, mengadu domba antar mereka, menjual barang dagangan yang haram, mendengarkan apa saja yang haram untuk didengarkan seperti lagu-lagu, musik ataupun nasyid, yang itu semuanya dapat melalaikan dari ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala bentuk keharaman lainnya.

Apabila seseorang mengerjakan semuanya itu dalam satu bulan penuh dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah maka itu akan memudahkannya kelak untuk istiqamah di bulan-bulan tersisa lainnya dalam tahun tersebut.

Akan tetapi betapa sedihnya, kebanyakan orang yang berpuasa tidak membedakan antara hari puasanya dengan hari berbukanya, mereka tetap menjalani kebiasaan yang biasa mereka lakukan yakni meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan keharaman-keharaman, mereka tidak merasakan keagungan dan kehormatan puasa.

Perbuatan ini memang tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, bahkan seringkali perbuatan-perbuatan tersebut merusak pahala puasa sehingga hilanglah pahalanya.

Hikmah puasa yang lainnya adalah seorang kaya akan mengetahui nilai nikmat Allah dengan kekayaannya itu di mana Allah telah memudahkan baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti makan, minum dan menikah serta apa saja yang dibolehkan oleh Allah secara syar’i. Allah telah memudahkan baginya untuk itu. Maka dengan begitu ia akan bersyukur kepada Rabbnya atas karunia nikmat ini dan mengingat saudaranya yang miskin, yang ternyata tidak dimudahkan untuk mendapatkannya. Dengan begitu ia akan berderma kepadanya dalam bentuk shadaqah dan perbuatan yang baik lainnya.

Di antara hikmah puasa juga adalah melatih seseorang untuk menguasai dan berdisiplin dalam mengatur jiwanya. Sehingga ia akan mampu memimpin jiwanya untuk meraih kebahagiaan dan kebaikannya di dunia dan di akhirat serta menjauhi sifat kebinatangan.

Puasa juga mengandung berbagai macam manfaat kesehatan yang direalisasikan dengan mengurangi makan dan mengistirahatkan alat pencernaan pada waktu-waktu tertentu serta mengurangi kolesterol yang jika terlalu banyak akan membahayakan tubuh. Juga manfaat lainnya dari puasa sangat banyak.


Adab-adab Berpuasa

  1. Bahwasanya wajib bagi seorang muslim untuk berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah semata, bukan karena riya`, sum’ah, taqlid kepada manusia, mengikuti keluarganya atau penduduk negerinya bahkan wajib baginya bahwa yang membawanya berpuasa adalah keimanannya bahwasanya Allah telah mewajibkan puasa tersebut kepadanya dan mengharap pahala di sisi-Nya dalam melaksanakan puasa tersebut. Demikian juga shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih -pent), hendaklah bagi seorang muslim untuk mengerjakannya karena penuh keimanan dan mengharap pahala kepada-Nya, karena inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yanga artinya): "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala kepada Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang shalat di malam harinya (shalat tarawih) karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu dan barangsiapa yang shalat malam bertepatan dengan datangnya lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu." 

  2.  Termasuk adab terpenting dalam berpuasa adalah membiasakan diri kita bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, sesuai dengan firman Allah (yang artinya):"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (Al-Baqarah:183). Sesuai pula dengan sabda Nabi (yang artinya):"Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Al-Bukhariy no.1903)

  3.  Menjauhi apa yang diharamkan Allah berupa kebohongan, mencela, mencaci, menipu, khianat, melihat sesuatu yang haram seperti melihat lawan jenisnya yang bukan mahramnya, mendengarkan hal yang haram seperti musik, nyanyian, mendengarkan ghibah, ucapan dusta dan sejenisnya, serta perbuatan haram lainnya yang harus dijauhi oleh orang yang sedang berpuasa dan selainnya, akan tetapi terhadap orang yang puasa lebih dikuatkan perintahnya.

  4. Memperbanyak shadaqah, amal kebaikan, berbuat baik kepada orang lain, terutama di bulan Ramadhan. Sungguh Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan tatkala Jibril menjumpainya untuk bertadarrus Al-Qur`an. (Lihat HR. Al-Bukhariy no.1902)

  5. Makan sahur dan mengakhirkannya, sesuai sabda Nabi (yang artinya): "Makan sahurlah kalian karena di dalam sahur ada barakah." (HR. Al-Bukhariy no.1923 dan Muslim no.1095)

  6. Berbuka puasa dengan ruthab (kurma yang sudah matang), jika tidak didapatkan boleh dengan tamr (kurma yang belum sampai ruthab), jika itupun tidak diperoleh maka dengan air, menyegerakan berbuka tatkala telah jelas benar tenggelamnya matahari, berdasarkan sabda Nabi (yang artinya): "Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa." (Muttafaqun ‘alaih dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy)


Diambil dari kitab Fataawash Shiyaam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Fataawash Shiyaam karya Asy-Syaikh Ibnu Baz dan lain-lain serta kitab Fataawal ‘Aqiidah wa Arkaanil Islaam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dengan beberapa perubahan

Wallaahu A’lam.

Sumber : Buletin Al Wala’ Wal Bara’
Edisi ke-47 Tahun ke-2 / 15 Oktober 2004 M / 01 Ramadhan 1425 H

Terima kasih telah membaca artikel : Adab, Hikmah dan Kewajiban Puasa Ramadhan